Oleh Sofyan
Seiring berkembangnya jaman, ternyata kita sudah menginjak pada jaman teknologi informasi. Konon katanya masyarakat kita melompati satu jaman yaitu jaman baca, belum sempat kita menjajaki/melewati jaman baca tetapi kita sudah dikejutkan dengan jaman teknologi yang kian maju. Padahal sebenarnya kita belum siap mengikuti jaman ini, kenapa saya bilang belum siap? Karena kita belum mengenyam bacaan yang cukup, kita masih minim pengetahuan teknologi informasi. Akhirnya kita hanya dijadikan sebagai pasar bagi orang yang mempunyai ilmu, dan kita terlalu dimanjakan sehingga hanya bisa menikmati teknologi yang disuguhkan, tanpa tau asal-usul teknologi tersebut. Ketika Kita sudah tertinggal dalam ilmu pengetahuan maka kita menjadi sasaran empuk dijadikan sebagai konsumen abadi.
Apa sih masalahnya jika kita ngak harus membaca? Bukankah kita ikuti aja perkembangan jaman?
Iya, kita ketahui bersama bahwa kita tidak bisa lepas dari kemajuan teknologi yang begitu cepat dalam berkembang, kita wajib mengikutinya agar tidak menjadi masyarakat yang tertinggal oleh jaman. Tetapi jika kita tidak mau menjalani jaman baca maka yang muncul permasalahanya yaitu kita mengidap penyakit mudah kaget gampang kagum. Misal setiap hari kita kesawah panen sayuran dengan dipetik tetapi mendapat kesempatan melihat saat ada perkembangan robotik dalam dunia pertanian panen yang tidak harus memetik kita kaget, melihat kecangihan teknologi bahwa robot selain bisa memtik sayuran tetapi bisa memilah-milah sayuran sampai menjadi sayuran siap jual disitu kita kagum.
Apakah mudah kaget gampang kagum itu haram?
Jelaslah bahwa itu bukan perkara haram, hal tersebut sah-sah saja jika kita lakukan, malah bisa menjadi motivasi untuk lebih maju jika kita bisa memanajemen sikap demikian menjadi sebuah energi positif yang bisa membuat kita lebih kreatif dalam segala bidang. Kembali lagi kita bisa kreatif tatkala kita mau untuk lebih banyak membaca, guna mengais ilmu pengetahuan.
Jika mudah kaget gampang kagum bisa menjadi sebuah hal positif kenapa aku sebut sebagai penyakit?
Jawabnya, dalam kasus berbeda sikap demikian bisa menjadikan orang sering reflek banyak berkomentar tanpa mau membaca duduk perkara terlebih dahulu, kebanyakan hal ini sering terjadi didunia maya. Inilah berkaitan dengan perkembangan ilmu teknologi informasi yang kini menglobal, sebagai masyarakat yang kurang ilmu pengetahuannya maka dalam pemanfaatan teknologi ini menjadi sebuah masalah. Misal ketika sesorang melihat smartphone terdapat notifikasi berita, hanya lihat judulnya saja tanpa basa-basi langsung komentar hujat sana sini, kadang kali langsung komentar puji-puji setinggi langit, padahal belum baca beritanya. Hal ini yang sering terjadi bahwa cek cok antar netizen sampai menjadi kasus sensitif sara, akibat kita malas membaca tetapi keburu berkomentar.
Pentingnya membaca untuk mengali ilmu pengetahuan agar kita tidak menjadi orang yang mudah kaget gampang kagum tetapi seraya tidak mengesampingkan dan mengikuti perkembangan teknologi informasi yang sudah ada, maka ini sudah saatnya kita berkenalan dengan buku untuk membiasakan bercengkrama dengannya, tidak ada kata terlambat dalam menjalankan kebaikan, dengan tujuan akhir menciptakan budaya membaca itu hidup dimasyarakat kita.
Komentar
Posting Komentar