Dengarkan itu diluar ada gemericik hujan yang turun ditemani buku dan kopi ditangan yang menambah romantisnya malam ini.
"Tradisi lipombo mulai dilakukan ketika bayi mangabetu berusia satu bulan..... "
Begitulah cuplikan kalimat dalam buku yang aku baca, tiba-tiba kenapa aku merasa kamu hilang... Heyy ...
Jangan Kamu menghilang hanya agar dicari, maaf aku ngak mau mencari
Jangan Kamu berlari agar dikejar, maaf aku ngak mau mengejar
Jangan Kamu mendekat hanya agar diterima, maaf aku tak mau gegabah
Jangan Kamu memberi agar aku senang, maaf aku ngak sepicik itu
Karena bagiku Hidup bukan soal aku dan kamu, betapa banyak variabel diluar aku dan kamu yang lebih penting, lihat sekelilingku dan disini masih ada Tuhan yang maha penting.
Bagiku persaudaraan juga penting, belajar dari mereka Aku masih bisa melihat saudara-saudaraku melaksanakan maugang, peusijeuh dengan damainya, dan melihat mangokkal holi yang bikin teringat masa depan.
Heyy... Mari... Kemarilah... Mendekat, aku kasih tau tentang apa yang aku inginkan..
Apa yang aku inginkan hanyalah
Berjalan dalam riang hati
Berlatih dalam jiwa pemberani
Berjuang dalam asa tak henti
Berlari dari Durga sang Bethari
Berlutut didepan Sang Yang Illahi
Berkarya dalam romantisme mati
BerUjung...
Bersama dalam bingkai kata "Kami"
Sadarilah...
Pernahkah kamu mengerti bahasa yang kita gunakan dalam diam? Begitu riweh, kosa kata yang keluar hanyalah pemanis, karena ternyata diam itu sendiri yang sejatinya manis.
Banyak orang bilang diam itu emas, tetapi bagiku untukmu "diam itu gula". Maka jangan buat aku diabetes.
Apa maumu?
HUAH.... Aku merasa bodoh sekali, kenapa aku harus bertanya kepadamu. Aku kira aku dan kamu yakni dua manusia dalam satu tubuh, padahal kenyataannya aku adalah kamu dan kamu adalah aku.
Kata-kata dalam lamunan
"Mereka melihat diriku diam tetapi aku dalam diriku sangat berisik"
Sofyan, 02-02-23
Komentar
Posting Komentar