oleh Sofyan
Pada hari ini menjadi moment yang sangat penting dalam sejara bangsa Indonesia. 10 november didapuk sebagai hari pahlawan nasional karena hari itu pertama kali bangsa Indonesia (diwakili arek-arek suroboyo) melakukan peperangan melawan pasukan asing yang pertama kali setelah proklamasi kemerdekaan. Perisiwa itu menjadi moment yang sangat berat dan perang besar dalam sejarah revolusi nasional Indonesia demi mempertahankan kemerdekaan bangsa dengan semangat nasionalisme. Perlawanan bangsa Indonesia terhadap pasukan kolonial yang terjadi di kota Surabaya jawa timur.
Sebelum kolonial kembali
ke Indonesia, Bung tomo mengerakkan rakyat Surabaya menyerang Gudang senjata milik
jepang, dan melucuti senjatanya karena jepang telah kalah dalam peperang dunia ke II.
Hasil senjata tersebut digunakan untuk mempersenjatai rakyat Surabaya guna
persiapan melawan bangsa kolonial yang sewaktu-waktu akan datang ke Indonesia. Selang
beberapa hari tentara belanda datang dengan membonceng sekutu (tentara inggris)
bertujuan untuk melucuti senjata tentara jepang, akan tetapi tentara jepang
telah dilucuti oleh bangsa Indonesia. Hal tersebut membuat bangsa kolonial (inggris
dan belanda) geram dan menyebar selebaran kertas di seluruh kota Surabaya memerintahkan
untuk menyerahkan senjata-senjata hasil rampasan. Akan tetapi rakyat Indonesia tidak
mau memberikan senjata-senjata tersebut, walaupun persenjataan itu hanya terbatas tidak banyak
tetapi senjata itu menjadi bekal senjata modern yang dimiliki bangsa Indonesia untuk
memepertahankan kemerdekaan. Dengan kejadian itu maka bangsa Kolonial marah
terjadilah bentrok antara bangsa Indonesia dengan tentara kolonial, karena
jumlah tidak seimbang bangsa kolonial kewalahan bahkan jendral Mallaby yang memimpin
pasukan kolonial modar.
Maka tentara kolonial meminta bantuan kepada atasannya yang sedang di singapura untuk mendamaikan bentrok pasukan kolonial dengan arek-arek Surabaya. Maka belanda meminta Ir Soekarno dan Bung Hatta untuk datang ke Surabaya mendamaikan bentrok tersebut. Setelah Bung Karno dan rombongan tiba di Surabaya melakukan perundingan dengan hasil gencatan senjata. Beberapa hari gencatan senjata digunakan bangsa belanda memperkuat pasukannya dengan mendatangkan pesawat-pesawat mengangkut bom, menurunkan tenk-tenk militernya, memperkuat pasukan dengan menambah jumlah pasukan. Gelagat itu dicium oleh bangsa Indonesia, dengan begitu arek-arek Surabaya juga berlatih militer untuk mempersiapkan diri, sebagian sudah terbiasa militer waktu penjajahan Jepang.
Berbekalkan senjata rampasan dan bambu runcing untuk mempersiapkan diri membentengi wilayah Surabaya dari serangan pihak kolonial. Bung Tomo berpidato melalui radio-radio membakar semangat juang rakyat surabaya, dan juga mendatangkan pasukan dari luar surabaya untuk mengimbangi perlawanan melawan bangsa kolonial, maka pada tanggal 10 November 1945 pecahlah perang besar antara bangsa indonesia terhadap bangsa kolonial.
sebagai generasi penerus kita hendaknya mengambil hikmah dari kejadian peperangan 10 November itu, hikmah yang bisa kita ambil:
- Semangat berjuang yang tidak kenal lelah
- Totalitas dalam membela harkat martabat bangsa
- Tidak ada kata kompromi dalam mempertahankan kemerdekaan
- sikap persatuan dan kesatuan
- melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara bersungguh-sungguh dalam mengemban amanah.
- kecintaan terhadap tanah air yang selalu subur dalam jiwa setiap insan.
mungkin masih banyak lagi hikmah-hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa tersebut. peristiwa-peristiwa yang telah terjadi cukuplah bagi saya untuk mengakui secara sadar penuh kerendahan hati bahwa
"Pahlawanku Inspirasiku"
Komentar
Posting Komentar