Langsung ke konten utama

Shalat Adalah Keseimbangan dan Ketenangan Hidup

 

Oleh : Yahya Nur Adnan (Mahasiswa FAI UMY)

Shalat menjadi salah satu ibadah wajib umat Islam yang membangun sebuah tatanan kehidupan seorang manusia. Shalat membawa manusia untuk mengingat kepada Allah SWT., seperti yang tercantum dalam firman-Nya, “Orang-orang yang beriman, hati mereka tenteram karena mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’ad 28). Dimulai sejak terbitnya fajar di ufuk Timur, panggilan untuk mengerjakan Shalat Subuh telah berkumandang dan karenanya seorang Muslim harus segera bangun dari tidurnya. Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya’ turut mengikuti seiring berjalannya waktu. Sehingga waktu-waktu shalat yang telah terbagi dalam satu hari tersebut, mendorong seorang Muslim untuk turut menghargai setiap kesempatan dan waktu di sela-sela kesibukannya untuk menghadap Allah SWT., bersujud, berdoa, dan berdzikir. Di antara shalat dan di antara doa-doa yang dipanjatkan, seorang Muslim akan menemukan ketenangan dan ketentraman hati. Umat Muslim beribadah kepada Allah pada waktu Subuh untuk memulai hari dan beribadah pada waktu Isya’ sebagai penutup hari. Tiap-tiap shalat ini menjadi sebuah pola kehidupan sehari-hari yang kemudian mampu menciptakan keseimbangan hidup. Sebab tidak hanya pekerjaan dunia yang harus umat Islam lakukan, justru mengingat kepada-Nya merupakan tugas utama sebagai umat Islam.

Melakukan shalat berarti membuka seorang Muslim untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Komunikasi rohaniah menghasilkan kesucian jasmaniah serta rohaniah. Kesucian ini menjadi sumber pendidikan dasar akhlak mulia untuk keperluan dalam kehidupan di masyarakat. Dari dasar akhlak ini, melalui dilaksanakannya shalat wajib, seorang Muslim diuji dengan kedisiplinannya dalam menjalankan shalat wajib. Di antara kesibukan pekerjaan dunia, manusia tetap harus melaksanakan shalat wajib. Sesuai dengan hadits Riwayat Abu Dawud, “Wahai Bilal, berdirilah, lantunkan azan dan istirahatkanlah kita dengan shalat.”. Di lain hadits Rasulullah pun bersabda, “Sesungguhnya shalat dijadikan untukku sebagai penenang hati.” (H.R. an-Nasa’i). Shalat telah menjadi jalan Rasulullah menuju ketenangan hati, maka begitupun kita harus menjadikan shalat sebagai penenang hati. Tidak hanya ketenangan hati yang mungkin kita dapatkan, tetapi melaluinya pula kebersihan jiwa dan kesehatan jiwa akan muncul seiring keikhlasan kita dalam menjalankannya dan seiring pula dengan keridhoan Allah SWT. untuk kita.

Ketenangan dan kebersihan jiwa menuntun kita dalam berbagai hal di dunia. Seperti keseimbangan jiwa kita yang mempengaruhi sifat pribadi kita dalam menanggapi segala sesuatu. Menjauhkan diri kita pada sifat-sifat kurang terpuji karena hati yang kotor. Sebab shalat menjadi perjalanan spiritual, proses berpindahnya jiwa menuju Allah SWT. Naiknya jiwa meninggalkan ikatan nafsu yang terdapat dalam diri menuju kehadirat Allah SWT. Menuju Dzat yang Maha Mutlak sebagai tujuan ruhani, sebagai sandaran istirahatnya jiwa, sumber hidup, sumber kekuatan, dan sumber mencari inspirasi. Manusia harus bergerak di sebuah ruangan yang mana Allah SWT. sebagai sumbunya. Dalam ruangan tersebut, manusia harus mengesampingkan ego duniawi dengan mengarahkan jiwa kepada Allah SWT. Daripadanya jiwa menemukan ketenangan dan ketentraman. Karena sesungguhnya kembalinya jiwa adalah kepada Allah SWT.

Kata As-shalah dalam definisi bahasa Arab memiliki makna (yakni dua akar kata) yaitu shalla dan washala. Shalla berarti berdoa, maka kita memohon maupun menyeru pada Allah SWT. Sementara washala artinya sama dengan shilah, yaitu menyambungkan. Maka dari itu, shalat memiliki makna adanya ketersambungan kita sebagai hamba dengan Allah SWT. Shalat berisi doa dan dzikir kepada Allah SWT. Kalimat-kalimat doa dan dzikir sendiri pun membawa kita pada ketenangan hati. Seperti dalam hadits, “Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu dari rumah-rumah Allah (masjid) yang di situ mereka membaca Kitabullah (Al-Qur’an) saling mengajarkannya di antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka kepada siapa saja yang ada di sisi-Nya.”. Adapun dalam QS. Al-Ma’arij: 19-23, yang artinya,

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,”

Melalui firman-Nya tersebut, kita mengetahui bahwasanya manusia memang diciptakan dengan sifat berkeluh kesah dan kikir. Maka untuk menghindari sifat buruk tersebut, kita mendirikan shalat sebagai penolong. Kita memanfaatkan shalat untuk alat penolong, sumber hidup, penerang jiwa, dan sandaran yang mana manusia perlu berkomunikasi perihal permasalahan yang sedang dihadapi atau persoalan yang menyulitkan. Oleh karena itu, shalat tidak hanya menjadi rutinitas kewajiban sehari-hari, tetapi sudah menjadi kebutuhan dalam hidup. Shalat adalah kebutuhan rohani yang mutlak bagi umat Muslim. Kesadaran perihal pentingnya shalat ini harus tertanam dalam diri kita sejak dini. Shalat menjadi simbol terapi jiwa.

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: (بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ) رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khattab radhiyallahu‘anhuma, ia mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; dan menunaikan shalat; dan menunaikan zakat; dan menunaikan haji ke Baitullah; dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Komentar

TERBAIK

Mahasiswa KKN UNS Hidupkan Semangat Literasi di Desa Sengi Melalui Program Membaca dan Proyek Kreatif

    Dukun, Magelang – Semangat literasi kembali bergema di Desa Sengi berkat rangkaian program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS). Selama pertengahan Juli hingga awal Agustus 2025, para mahasiswa melaksanakan sejumlah kegiatan inovatif yang dirancang untuk menumbuhkan minat baca dan kreativitas anak-anak, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Program pertama, “Bacakan Saya Buku (Read Me A Book)” , berlangsung di Taman Baca Masyarakat (TBM) Omah Moco  Desa Sengi sejak 16–23 Juli 2025. Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN membacakan buku cerita dengan ekspresi menarik dan mengajak anak-anak berdiskusi. Suasana penuh antusiasme tampak ketika anak-anak menyimak kisah demi kisah, yang diharapkan mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sejak dini.   Selanjutnya, pada 21–24 Juli 2025, mahasiswa melaksanakan program “Membaca Nyaring”  di SDN Sengi 2. Kegiatan ini memiliki konsep serupa, namun difokuskan pada lingkungan sekolah. Anak-a...

Selayang Pandang

       Berawal dari jagongan sederhana dirumah fajar, ada 5 pemuda gelisah sedang ngobrol saling bertukar keluh-kesah masing-masing, obrolan berawal dari permasalahan-permasalahan yang ringan seperti nanya kabar, kesehatan sampai pembahasan yang terkesan serius. Permulaan Obrolan serius tentang   politik yang kita rasakan seperti ada permasalahan yang cukup mengelitik, tetapi kita hanya bisa diskusikan tanpa bisa berbuat apa-apa. Selanjutnya melihat permasalahan-permasalahan di lingkungan sekeliling kita yang ternyata banyak sekali masalah seperti, Pendidikan, teknologi informasi, Sampah, Agama sampai permasalahan pergaulan Anak.      Setelah sekian lama kita ngobrol maka kita menginginkan ada sesuatu hasil dari obrolan yang nglantur ini, munculah ide dari edi untuk membuat sebuah rumah baca, selanjutnya disetujui bersama bahwa Membuat rumah baca bisa digunakan sebagai wadah untuk menampung pikiran-pikiran yang tidak tersalurkan.   tujuan ...

RIHLAH DI GEMBIRA LOKA DAN SKE

  O leh  Gasa Wildan Dwi Raska (Kelas 5 SDITQ AL IKHLASH ) Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wa barakatuh Nama saya Gasa wildan dwi raska      Pada hari Rabu pagi tanggal 14 Desember 2022 aku dan teman-teman mengikuti piknik ke Gembira Loka dan SKE. Kami berangkat mengunakan 2 bus. perjalanan dari pukul 06.00 sampai ke Gembira Loka pukul 08.30, saat di Gembira Loka kami berkumpul dan berfoto sebelum memasuki kebun binatang Gembira Loka. Aku dan kelompok melihat hewan-hewan, tetapi sayangnya kami tidak boleh memberi makanan kapada hewan-hewan. binatang yang disana ada banyak seperti ikan, ayam, burung, singa, harimau, ular, babi, pingwin dll. klompok ku di dampingi oleh ustadzah Esy dan ustdzah Indria. setelah dari Gembira Loka kami shalat dzuhur di Masjid Pangeran Diponegoro.       Setelah shalat dzuhur kami makan bersama di parkiran masjid. sehabis itu melanjutkan perjalanan menuju ke SKE (Sindu Kusuma Edupark) setelah sampai kami berbaris u...