Dalam kehidupan sehari-hari seorang petani desa tentunya lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengarap sawah, tetapi dalam kegiatan kemasyarakatan mereka tidak akan pernah lupa dengan yang namanya gotong royong. Gotong royong merupakan kegiatan bersama-sama saling membantu dari elemen masyarakat untuk menyelesaikan sebuah perekerajaan. Goyong royong sudah dikenal masyarakat lereng gunung merapi sejak dulu nenek moyang, ini merupakan sebuah budaya yang dibangun dari jaman ke jaman untuk lebih menjaga kerukunan dalam bermasyarakatan. Dalam kegiatan ini masayrakat tidak diberi upah sama sekali. Mereka iklas tanpa pamrih dalam menjalankan budaya tersebut. Kegiatan ini dapat berbentuk bersih-bersih jalan, selokan, membangun jalan, membangun atap rumah dan bangunan-bangunan lainya. Dalam kegiatan ini masyarakat bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Mereka akan diberi upah makan dan minum saja, semua hal seperti itu telah berjalan lama tidak ada pamrih didalam menjalankan kegiatan tersebut.
Tantangan bagi generasi penerus bahwa setiap budaya-budaya akan tergerus oleh perkembangan jaman. Kita semua paham bahwa saat ini dunia yang berkuasa adalah paham kapitalisme. Dimana faham kapitalisme tersebut akan berpengaruh menghilangkan budaya-budaya masyarakat, dan tidak luput yaitu budaya masyarakat lereng merapi. Dalam hal tersebut gotong royong merupakan budaya masyarakat lereng gunung merapi yang sangatlah perlu dilestarikan bersama sebab dalam budaya tersebut terdapat nilai-nilai kebrsaam yang kuat dan tidak terpaku dalam upah maupun gaji, hanya ada pekerjaan dan kebersamaan. Kehidupan sehari-hari kita semua akan faham bahwa manusia sejatinya tidak dapat hidup sendiri mereka perlu bantuan dari orang lain. Sesuai pendapantanya aries to teles berpendapat bahwa manusia adalah zoon politicon, manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia perlu bantuan dari orang lain. Manusia harus hidup saling berdampingan dan saling bahu membahu.
Kita akan melihat didalam lingkungan kehidupan petani desa lereng gunung merapi, bahwa bahu embahu dan saling tolong menolong sangatlah terlihat di dalam lingkungan masyarakat. Kita sendiri akan merasakan ketika kita saling bahu membahu dan tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari maka beban kehidupan akan terasa lebih ringan. Apalagi dalam tolong menolong tidak ada dan tidak mengharapkan adanya upah atau gaji. Ini juga akan lebih meringankan khususnya bagi masyarakat kalangan bawah. Kita perlu sadari bahwa dalam kehidupan ini tidak ada yang dapat jaya dan makmur tana bantuan orang lain, kita semua akan sangat membutuhkan orang lain dimanapun berada. Keberadaan orang lain dilingkungan kita menunjuka kita sebagai manusia yang tidak dapat hidup sendiri.
Petani desa lereng gunung merapi akan menjadi mallbudaya bagi masyarakat didaerah lainya apabial akan mampu mempertahankan budaya yang ada hingga kemajuan dan kejayaan bersama terwujud. Tetapi gotong royong kini telah mulai pudar dalam kehidupan petani lereng gunung merapi. Sebab virus-virus kapitalisme telah masuk ke pedasan-pedesaan bahkan di desa lereng gunung merapi. Menjadi hal yang sangat miris ketika kita melihat kebersamaan yang dibangun hanya tingggal kenangan yang ada. Fenomena ini menjadi tantangan dan PR bagi gererasi-generasi penerus petani.
“beban akan lebih ringan ketika dipikul bersama-sama”
Nur Sofyan
Magelang, 10-2-2018
Komentar
Posting Komentar